Dilihat dari
komposisi gizinya, belut mempunyai nilai energi yang cukup tinggi, yaitu
303 kkal per 100 gram daging. Nilai energi belut jauh lebih tinggi
dibandingkan telur (162 kkal/ 100 g tanpa kulit) dan daging sapi (207
kkal per 100 g). Hal itulah yang menyebabkan belut sangat baik untuk
digunakan sebagai sumber energi.
Nilai protein pada belut (18,4 g/ 100 g daging) setara dengan protein daging sapi (18,8 g/ 100g), tetapi lebih tinggi dari protein telur (12,8 g/100 g). Seperti jenis ikan lainnya, nilai cerna protein pada belut juga sangat tinggi, sehingga sangat cocok untuk sumber protein bagi semua kelompok usia, dari bayi hingga usia lanjut.
Protein
belut juga kaya akan beberapa asam amino yang memiliki kualitas cukup
baik, yaitu leusin, lisin, asam aspartat, dan asam glutamat. Leusin dan
isoleusin merupakan asam amino esensial yang sangat diperlukan untuk
pertumbuhan anak-anak dan menjaga keseimbangan nitrogen pada orang
dewasa.
Leusin juga
berguna untuk perombakan dan pembentukan protein otot. Asam glutamat
sangat diperlukan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan asam
aspartat untuk membantu kerja neurotransmitter.
Tingginya
kadar asam glutamat pada belut menjadikan belut berasa enak dan gurih.
Dalam proses pemasakannya tidak perlu ditambah penyedap rasa berupa
monosodium glutamat (MSG).
Kandungan
arginin (asam amino nonesensial) pada belut dapat memengaruhi produksi
hormon pertumbuhan manusia yang populer dengan sebutan human growth
hormone (HGH). HGH ini yang akan membantu meningkatkan kesehatan otot
dan mengurangi penumpukan lemak di tubuh. Hasil uji laboratorium juga
menunjukkan bahwa arginin berfungsi menghambat pertumbuhan sel-sel
kanker payudara.
Kaya Mineral dan Vitamin
Belut kaya akan
zat besi (20 mg/100 g), jauh lebih tinggi dibandingkan zat besi pada
telur dan daging (2,8 mg/ 100g). Konsumsi 125 gram belut setiap hari
telah memenuhi kebutuhan tubuh akan zat besi, yaitu 25 mg per hari. Zat
besi sangat diperlukan tubuh untuk mencegah anemia gizi, yang ditandai
oleh tubuh yang mudah lemah, letih, dan lesu.
Zat besi
berguna untuk membentuk hemoglobin darah yang berfungsi membawa oksigen
ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen tersebut selanjutnya berfungsi untuk
mengoksidasi karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi untuk
aktivitas tubuh. Zat besi juga berguna untuk meningkatkan sistem
kekebalan tubuh, sehingga tidak mudah terserang berbagai penyakit
infeksi.
Belut juga
kaya akan fosfor. Nilainya dua kali lipat fosfor pada telur. Tanpa
kehadiran fosfor, kalsium tidak dapat membentuk massa tulang. Karena
itu, konsumsi fosfor harus berimbang dengan kalsium, agar tulang menjadi
kokoh dan kuat, sehingga terbebas dari osteoporosis. Di dalam tubuh,
fosfor yang berbentuk kristal kalsium fosfat umumnya (sekitar 80 persen)
berada dalam tulang dan gigi.
Fungsi utama
fosfor adalah sebagai pemberi energi dan kekuatan pada metabolisme lemak
dan karbohidrat, sebagai penunjang kesehatan gigi dan gusi, untuk
sintesis DNA serta penyerapan dan pemakaian kalsium. Kebutuhan fosfor
bagi ibu hamil tentu lebih banyak dibandingkan saat-saat tidak
mengandung, terutama untuk pembentukan tulang janinnya. Jika asupan
fosfor kurang, janin akan mengambilnya dari sang ibu. Ini salah satu
penyebab penyakit tulang keropos pada ibu. Kebutuhan fosfor akan
terpenuhi apabila konsumsi protein juga diperhatikan.
Kandungan
vitamin A yang mencapai 1.600 SI per 100 g membuat belut sangat baik
untuk digunakan sebagai pemelihara sel epitel. Selain itu, vitamin A
juga sangat diperlukan tubuh untuk pertumbuhan, penglihatan, dan proses
reproduksi.
Belut juga
kaya akan vitamin B. Vitamin B umumnya berperan sebagai kofaktor dari
suatu enzim, sehingga enzim dapat berfungsi normal dalam proses
metabolisme tubuh. Vitamin B juga sangat penting bagi otak untuk
berfungsi normal, membantu membentuk protein, hormon, dan sel darah
merah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar